Skip to main content

Beberapa poin-poin penting berkait Adab-adab menuntut Ilmu

Dalam belajar atau menuntut ilmu, pengetahuan yang tidak kalah pentingnya dengan ilmu yang akan dipelajari adalah pengetahuan tentang adab menuntut ilmu. Pengetahuan tentang adab-adab mencari ilmu ini penting tidak hanya untuk menuntut ilmu syar'i, tapi juga semua jenis ilmu karena (http://abufawaz.wordpress.com/2013/08/29/urgensi-dan-faedah-mempelajari-adab-adab-menuntut-ilmu/):
  1. Dapat membantu dan memudahkan perjalanan seorang hamba dalam menuntut ilmu.
  2. Dapat mengetahui ilmu apa yang harus diprioritaskan.
  3. Mengetahui bagaimana beraklhaq mulia terhadap guru, teman, orang tua, keluarga, dan orang lain
  4. Membuat ilmunya lebih bermanfaat dan barokah
  5. Menghiasi dirinya dengan sifat mulia seperti amanah, jujur, kasih sayang, dan lain-lain.
  6. Mengetahui bahwa lautan ilmu begitu luas, sehingga menghindarkan diri dari sombong, bangga diri, pamer, dan lain-lain.
Berikut beberapa poin yang saya kutipkan dari kitab "Adab Thalabul 'Ilmi" yang saya dapatkan dari islamhouse.com. Buku kecil ini disusun oleh Majid bin Su'ud al-Usyan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc dengan editor Eko Haryanto Abu Ziyad.
  1. Ikhlash semata karena Allah ta'ala. Ikhlash dalam terminologi Islam tidak sama dengan iklas yang kita kenal dalam bahasa Jawa. Iklas dalam bahasa jawa sering kita artikan sebagai rela, tidak merasa berat, dan arti semacamnya. Ikhlas dalam agama kadang justru malah terasa tidak rela, terasa berat. Tapi meski terasa berat, sebuah amal tetap dianggap ikhlas ketika amal itu ditujukan hanya kepada Allah ta'ala.
  2. Bersemangat dalam menuntut ilmu. Dalam ilmu pendidikan, kita sering berbicara tentang pentingnya motivasi belajar. Motivasi belajar ini hendaklah tidak bergantung pada lingkungan (misal bagaimana cara dosen mengajar atau apakah fasilitas di kampus cukup atau tidak), tapi motivasi ini hendaknya ditumbuhkan dari diri sendiri. Jika seseorang bersemangat menuntut ilmu, maka keterbatasan seperti apapun tidak akan menghambat majunya seseorang, justru akan jadi tantangan dan cambuk untuk bisa lebih baik.
  3. Jika terlambat dalam sebuah majelis ilmu, hendaklah tidak mengucap salam karena akan mengganggu. 
  4. Mengamalkan ilmu yang didapatkan. Sekecil apapun ilmu yang didapatkan, maka hendaklah kita berusaha mengamalkan ilmu kita. Tidak mengamalkan ilmu akan menghilangkan barakah dari ilmu tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS As-Shaf: 2-3, yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan". Hal ini juga dikerjakan oleh Imam Ahmad. Beliau sudah mengamalkan hadis sebelum beliau menuliskannya.
  5. Membawa buku dan menulis bagian-bagian penting dalam pelajaran yang didapatnya kemudian memperhatikan dan selalu membaca ulang bacaan penting tersebut. Hal yang penting dicatat adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penuntut ilmu yang lain berikut jawaban dari guru.
  6. Tidak memotong pembicaraan seorang guru sampai beliau selesai menerangkan. Berkata Ibnu Jauzi: "Jika pada saat belajar, seorang penuntut ilmu tidak paham suatu pelajaran, hendaklah dia bersabar sampai gurunya tersebut berhenti berbicara, lalu barulah bertanya dengan adab yang baik dan cara yang lembut". Adab yang baik dalam bertanya maksudnya tidak menanyakan sesuatu yang dibuat-buat atau mengajukan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya hanya untuk menguji guru atau bahkan menyingkapkan kelemahan gurunya.
  7. Mempunyai prioritas dalam menuntut ilmu, memulai dari hal-hal yang penting terlebih dahulu.
  8. Tidak merasa sombong atau merasa sudah pandai. Termasuk di dalamnya tidak menjawab kecuali dengan ilmu dan tidak sungkan mengatakan tidak tahu untuk sesuatu yang tidak diyakini jawbannya.
  9. Teliti dalam mengambil perkataan orang lain. Tidak menyebutkan referensi melainkan setelah membaca langsung referensi tersebut.
  10. Bersemangat untuk mencari ilmu yang baru, salah satunya dengan sering mengunjungi toko buku atau internet.
  11. Tidak menyibukkan diri dengan kegiatan yang sifatnya sia-sia.
Catatan kecil:
Begitu banyak poin-poin penting di dalam kitab kecil tersebut tentang adab-adab menuntut ilmu, tapi di sini saya tuliskan beberapa saja yang saya anggap lebih prioritas daripada yang lain (bukan berarti yang lain tidak penting). Poin-poin tersebut saya coba jelaskan dan beberapa saya rangkum jadi satu poin dengan bahasa saya sendiri yang saya berusaha pahami dengan mencari web-web lain yang terpercaya. Semoga tidak ada pemahaman saya yang salah. Jika ada yang salah, mohon dikoreksi.

Postingan ini saya maksudkan untuk menasehati diri sendiri. Jika memang ada bagian yang bisa diambil manfaatnya oleh pembaca, maka saya mengucapkan Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Jika pembaca merasa mendapatkan manfaat darinya maka mohon berkenan untuk menyebarluaskan ilmunya. Saya berdo'a semoga penulis dan pembaca sama-sama menjadi orang yang senang mencari ilmu dan selalu taat pada adab-adabnya.

Comments

Popular posts from this blog

If and For in Wolfram Mathematica (with examples)

IF Condition in Wolfram Mathematica The syntax is as follows xxxxxxxxxx If [ condition , what to do if true , what to do if false ] Some examples Example 1. Simple command x x = - 3 ; If [ x < 0 , - x , x ] 3 Example 2. If condition in a function abs [ x_ ] := If [ x < 0 , - x , x ] abs /@ { - 3 , 2 , 0 , - 2 } { 3 , 2 , 0 , 2 }   For in Wolfram Mathematica The syntax is as follows For [ start , test , inc , what to do ] Some examples Example 1. Simple Loop xxxxxxxxxx For [ i = 0 , i < 4 , i ++, Print [ i ]] 0 1 2 3 Example 2. Another simple loop For [ i = 10 , i > 0 , i --, Print [ i ]] 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Example 3. Print list a = { 10 , 3 , 9 , 2 } For [ i = 1 , i < 5 , i ++, Print [ a [[ i ]]]] 10 3 9 2  

Find JIRA issues mentioned in Confluence Page

I have been walking through a lot of pages in internet but have not found any answer except one. However, the answer is not complete, so I will share my experience here. This feature is very useful, especially to summarize the issues found during certain tests, where the tests are reported in a confluence page. I found that there are so many questions about this, but Atlassian seems does not want to bother with this request. I found one way to do this by the following tricks Take one JIRA issue that related to the target confluence page (in this case, say it is GET-895) Find the global ID of a JIRA issue: http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink It will show the JSON like this: [{"id":28293,"self":"http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink/28293","globalId":"appId=662e1ccf-94da-3121-96ae-053d90587b29&pageId=105485659","application":{

Mininet/Containernet Problem: Exception: Error creating interface pair (s2-eth5,s3-eth1): RTNETLINK answers: File exists

If you did not shut down the previous running mininet/containernet network (e.g. if you lose your connection to remote server), you will got the following error when you try to rerun your mininet network Traceback (most recent call last): File "./mynet.py", line 31, in <module> net.addLink(d2, s1) File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/net.py", line 403, in addLink File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/link.py", line 430, in __init__ File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/link.py", line 474, in makeIntfPair File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/util.py", line 202, in makeIntfPair Exception: Error creating interface pair (d2-eth0,s1-eth2): RTNETLINK answers: File exists In order to solve the problem, you need to clean up the previous running topology by using the following command sudo mn -c It will clean up all your cache. It will be something like this $ sudo mn -c *** Re